Dalam konsep ilmu pasti, keberadaan rumus penyelesaian merupakan sesuatu yang selalu dipergunakan dalam setiap sistem operasinya. Rumus ibarat pisau yang dipergunakan untuk membedah suatu masalah. Akan tetapi, konon keangkeran ilmu pasti terutama matematika, bukan terletak dalam rumus-rumusnya, melainkan bagaimana kecepatan dan keakuratan dalam berhitung.
Kenapa masalah hitung-berhitung justru
menjadi momok utama dalam ilmu pasti? Sebab, dalam setiap penyelesaian
materi ilmu pasti, rumus- rumus yang digunakan selalu sama, tetapi
angka-angkanya yang selalu berbeda. Rumus dapat dihafalkan, tetapi
kecepatan dan keakuratan dalam menghitung angka setiap insan pasti berbeda.
Bicara masalah berhitung, ada satu
metode berhitung yang sangat membantu siswa dalam proses berhitung, baik
soal kecepatan atau keakuratan hitungan. Dengan kalkulator atau mesin
hitung? Bukan, justru prosesnya jauh lebih cepat daripada kalkulator
maupun mesin hitung. Metode luar biasa tersebut dinamakan metode Jari
Aljabar hasil temuan Baharuddin MD.
Awal mulai dikembangkannya metode jari aljabar ini sebagai metode
hitungan dalam bentuk bimbingan belajar. Konsep pengajarannya pun dibagi
menjadi beberapa level, serta menyesuaikan usia anak. Semula program
bimbingan hanya dibuka di wilayah Jakarta, tetapi sejak beberapa waktu
terakhir sudah mulai merambah ke berbagai kota di seluruh Indonesia.
Setidaknya ada 8 aspek
yang harus diperhatikan terkait dengan perkembangan anak, hal ini dapat
dilatih melalui belajar dengan Metode Jari Aljabar, 8 aspek tersebut
antara lain, adalah:
PERTAMA,
Perkembangan fisik:
hal ini terkait dengan perkembangan motorik dan fisik anak seperti
berjalan dan kemampuan mengontrol pergerakan tubuh,seperti menggerakan
tangan dan jari pada saat belajar dengan metode Jari Aljabar.
KEDUA,
Perkembangan sensorik:
berkaitan dengan kemampuan anak menggunakan panca indra dalam
mengumpulkan informasi, seperti gambar2 yang di tampilkan pada saat
belajar lambang-lambang Jari Aljabar.
KETIGA,
Perkembangan
komunikasi dan bahasa: terkait dengan kemampuan menangkap rangsangan
visual dan suara serta meresponnya, terutama berhubungan dengan
kemampuan berbahasa dan mengekspresikan pikiran dan perasaan, seperti
bernyanyi pada saat belajar Jari Aljabar.
KEEMPAT,
Perkembangan kognitif:
berkaitan dengan bagaimana anak berpikir dan bertindak, seperti pada
saat belajar konsep berhitung, penjumlahan dan pengurangan dengan metode
Jari Aljabar.
KELIMA,
Perkembangan
emosional: berkaitan dengan kemampuan mengontrol perasaan dalam situasi
dan kondisi tertentu, seperti blajar teliti, percaya diri, ketenangan,
kebanggaan dan kesenangan ketika belajar metode jari Aljabar. Baik
dilakukan dalam latihan mengerjakan soal ataupun ujian kenaikan level.
Dan interaksi sesama teman.
KEENAM,
Perkembangan Kepekaan
(sensitifitas) berkaitan dengan kemampuan reaksi personal dalam
menerima dan menghadapi situasi dan kondisi tertentu. Sehingga anak akan
cepat merespon situasi dan kondisi tsb dengan baik dan positif. Hal
ini diajarkan dalam metode jari aljabar melalui soal-soal cerita yang
membantu menggugah sensitifitas atau kepekaan anak terhadap lingkungan
yang dihadapinya.
KETUJUH,
Perkembangan sosial:
berkaitan dengan kemampuan memahami identitas pribadi, relasi dengan
orang lain, dan status dalam lingkungan sosial, seperti belajar dalam
kebersamaan, kerjasama,dan berkelompok. Baik dilakukan didalam kelas
maupun di luar kelas.
KEDELAPAN,
Perkembangan Spiritual
: berkaitan dengan kemampuan memahami identitas keyakinannya
(agamanya), hubungannya dengan orangtua, dengan Rosulnya, dan dengan
Sang Pencipta Maha pemilik Ilmu, Allah SWT. Dalam hal ini Metode Jari
Aljabar mengajarkan Doa sebelum belajar, Soal cerita dalam matematika
dengan sentuhan nilai-nilai agama, seperti akhlakul karimah, ibadah dan
muamlah.