Minggu, 09 November 2014

MATEMATIKA feat ISLAM


Bismillaahirrahmaanirrahiim

Sahabat...

Mari kita bermain main angka sejenak...
Perhatikan pola angka berikut ini :

3 x 37 = 111
6 x 37 = 222
9 x 37 = 333
12 x 37 = 444
15 x 37 = 555
18 x 37 = 666
21 x 37 = 777
24 x 37 = 888
27 x 37 = 999

Pola angka itu tampak indah bukan?
Tapi tentu tak semua dari Anda setuju kalau matematika itu indah. Karena keindahan itu terjadi dari sebuah kesepakatan hati dengan matematika itu sendiri, lalu kesepakatan itu kemudian melahirkan cinta.
Sahabat...

Mencintai matematika itu bagi sebagian orang memang masih saja "mudah mudah susah", meski kita tahu bahwa pada dasarnya matematika itu sangat indah dan memiliki peranan penting bagi kehidupan Sebenarnya rumus dan tahapan dalam mencintai matematika itu sangat simpel kok sahabat.
Mencintai matematika itu :

• Saya mengenal
• Saya tahu.
• Saya paham atau mengerti.
• Saya uji dan saya kaji ulang.
• Saya kembangkan metode metode baru.
• Saya evaluasi.
• Saya berlatih dan perbaiki.
• Saya perkaya dengan sharing aplikasi dan meriset langsung.
• Saya perdalam.
• SAYA CINTA...

Mencintai Islam jauh lebih mudah, karena Islam bukanlah itung itungan. Mencintai Islam itu juga sangat mudah, karena Islam jauh lebih bertoleransi dengan keringanan keringanan syariat yang dimilikinya.

Mencintai Islam itu :

• Saya mengenal.
• Saya tahu.
• Saya paham atau mengerti.
• Saya tunduk.
• Saya kerjakan yang baik dan tinggalkan yang buruk.
• Saya evaluasi.
• Saya perbaiki.
• Saya tingkatkan yang baik dan kurangi yang buruk.
• Saya ridha.
• SAYA CINTA...

Kesimpulannya :

Perbedaan antara matematika dengan Islam adalah :

• Mencintai matematika lebih mengedepankan cara seseorang dalam mengerahkan kinerja otak untuk mengerjakan aplikasi hitung dengan benar. Kebenaran hasil hitung matematika sangat tergantung pada cara pengerjaan yang mengindahkan rumus rumus yang ada.

Islam lebih mengedepankan hati. Karena keindahan Islam bersifat “tak terhitung” sehingga kebenaran akan keindahan tersebut lebih mudah untuk “dirasakan” dan disentuh dengan cara apapun, dimanapun dan dari manapun. Jangkauan Islam jauh lebih luas, mulai dari orang bebal, cerdas, dan bahkan orang orang yang berhati keras sekalipun. Kesederhanaan yang dibawanya juga memberikan kemudahan kemudahan bagi para pemula ( muallaf ).

Sedangkan persamaannya adalah :

• Baik Islam maupun matematika sama sama mengusung kekuatan ilmu pasti yang tak terpatahkan dalilnya, dimana matematika dengan rumus dan hasil hitungnya, dan Islam dengan hukum dan aturan aturannya. Kalau benar ya benar, dan kalau salah ya salah. Hasil hitung matematika, dan hasil perbuatan manusia yang dipaparkan tidak bisa dibeli, tidak berat sebelah dan akan mendapat nilai atau ganjaran yang sepadan dengannya.

• Baik Islam maupun matematika mengedepankan cara pandang yang logis atau masuk akal, praktis, dan mudah dengan asas keadilan di dalamnya.

Wallaahu a’lam bish showwab.

Sumber : Buku Ketika Islam Mendekap Jiwaku, bab Kucinta Islam Karena Indah, Logis, dan Sederhana.
“Peranan Sains Dalam Pencarian Identitasku”

Penulis : Terryo Fernanda Alfian / Muhammad Hambali Ar Raniry
Penyesuai : Andrias Sutanto Lim
Editor dan postingan : Fathurrachman El Hafidz

Tidak ada komentar:

Posting Komentar